Selasa, 24 November 2015

artikel

TOLERANSI BERAGAMA



Menurut para ahli, toleransi adalah suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau anatar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Toleransi adalah suatu perbuatan yang melarang terjadinya diskriminasi. Agama nampaknya memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Toleransi agama sering kali kita jumpai di masyarakat, adanya toleransi agama menimbulkan adanya sikap saling menghormati masing-masing pemeluk agama.
Pengertian toleransi antar umat beragama seperti dalam surat Al-Kafrun ayat 5, yaitu meyakini bahwa agama ku adalah agama ku, dan agama mu adalah agama mu. Dengan kata lain toleransi bergama adalah saling respect atau menghargai agama orang lain dan tidak boleh memaksakan orang lain untuk menganut agama yang kita yakini.
Memang benar, sebenar-benarnya ajaran adalah ajaran agama. Tapi, agama pun dilarang untuk dipaksakan kepada orang lain. Seperti dijelaskan dalam al-Qur’an, yang artinya:
seandainya Tuhan mu menghendaki, tentu berimanlah semua orang di muka bumi tanpa terkecuali. Apakah engkau (hei Muhammad) akan memaksa umat manusia sehingga mereka menjadi beriman?” (QS. 10:99).
Dari penjelasan ayat diatas, sangat jelas bahwa Tuhan pun membebaskan hambanya untuk memeluk agama yang ingin mereka anut. Dengan begitu, kebebasan beragama sudah menjadi fitrah untuk manusia. Karena manusia satu, yaitu Universal. Dan setiap manusia dilahirkan dengan kebebasan mereka masing-masing.
Oleh karena itu, prinsip kebebasan beragama adalah sentral sekali dalam tatanan sosial dan politik manusia. Toh peran agama sesungguhnya adalah membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya bagian dari umat manusia dan alam semesta. Jika toleransi beragama ingin tercapai maka masyrakat Indonesia harus memahami dan mengaplikasikan perkataan Gusdur, yaitu: “tak penting apapun agama atau suku mu, kalau kamu bisa melakukan hal yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah menanyakan apa agama mu”.
Pada dasarnya manuia tidak mungkin akur, karena manusia mempunyai emosi sebagai atribut yang menyusahkan yang tidak terlihat dan mudah berubah-ubah. Jika umat beragama khususnya di Indonesia memiliki persahabatan atau rasa cinta sesama rakyat Indonesia, meskipun berbeda agam itu akan menjadi menyenangkan dan tidak ada konflik di dalamnya.
Tatapi jika ada suatu hal yang mengubahnya menjadi dendam dan kebencian, maka itu bisa memancarkan pikiran untuk saling mementingkan diri sendiri, kelompok sendiri sehingga akan terjadi hal-hal yng tidak diinginkan. Seperti konflik agama, pembunuhan, pembakaran tempat ibadah, dan sebagainya.
Maka, untuk mencegah hal yang seperti itu terjadi, setiap individu harus selalu mempnyai rasa cinta kepada yang lain, saling menghargai, saling tolong-menolong dan sebagainya. Maka disana akan tercipta situasi yang damai, aman dan tentram.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar